Minggu, 04 Desember 2011

TERMOREGULASI
Kamis, 01 Desember 2011

I.     Judul           : Penyesuaian Hewan Poikilotermik terhadap Suhu Lingkungan

II.  Tujuan
·         Mengamati adakah pengaruh suhu lingkungan terhadap respirasi iklan
·         Bagaimana pengaruh suhu lingkungan di dalam air terhadap respirasi ikan
·         Menentukan rentang penyesuaian ikan terhadap perubahan suhu lingkungan
III.Landasan Teori
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Suhu berpengaruh kepada tingkat metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin besar pula . Akan tetapi, kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya.
Pengaruh suhu pada lingkungan hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Poikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi.

IV.Alat dan Bahan
·         Beaker glass 500 ml atau bak plastik
·         Termometer
·         Timbangan
·         Panci
·         Gelas ukur
·         Pengaduk
·         Alat penghitung
·         Ikan

V.Prosedur Kerja

1.      Terlebih dahulu panaskan air ke dalam panci
2.      Isi bak plastik/beakre glass dengan suhu air kamar, catat suhunya
3.      Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukkan ke dalam air dengan suhu kamar. Hitung gerak operkulum selama satu menit. Lakukan kegiatan ini sebanyak tiga kali ulangan , ambil rata-ratanya.
4.      Naikkan suhu air sebesar 30, dengan cara menuangkan air panas ke dalam bak air sedikit demi sedikit, awas jangan sampai terkena ikannya. Ukur suhu air sampai yang dikehendaki. Hitung gerak operkulum per menit, ulangi perhitungan selama tiga kali.
5.      Suhu dinaikkan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal. Amati gerak tubuhnya.

VI.Hasil Pengamatan

Suhu
Gerakan Operkulum (kali)
10o
40
25o
57
20o
58
25o
60
31o
85
34o
87
35o
112
36o
122
38o
93
40o
76
45o
73





             
Rentang toleransi


Gerakan operkulum meningkat
Suhu meningkat

 Gerakan operkulum menurun


VII.Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan , bahwa pada suhu 10oC dan 45oC ikan tersebut sudah tidak bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungannya karena suhu sudah terlalu panas pada suhu 46oC dan terlalu dingin pada suhu 10oC. Sedangkan pada suhu standar (250C) ikan tetap hidup karena suhu yang digunakan yaitu suhu kamar atau suhu optimal.
Hal ini diakibatkan beberapa hal yakni molekul air lebih padat dan lebih sulit bergerak/mengalir, sehingga memungkinkan air jauh lebih sulit mengalir ke organ pernapasan, oleh karena itu ikan Nila harus mengeluarkan energy lebih banyak.
Kandungan oksigen dalam air jauh lebih rendah dari pada diudara. Hal ini dapat mempersulit ikan nila memperoleh O2 ditambah lagi diberikan perlakuan dengan menaikan dan menurunkan dari suhu optimum (20-25oC) ikan nila yang membuat kadar O2 dalam air menjadi sangat berkurang. Kematian ikan Nila ini juga diakibatkan perubahan suhu lingkungan yang begitu cepat. Pada saat menaikan suhu lingkungan, proses pernapasan yang dilakuakan oleh ikan nila berlangsung sangat cepat dibuktikan dengan meningkatnya intensitas operculum membuka dan menutup, hal ini diakibatkan kadar O2 dalam air menjadi semakin berkurang sehingga memacu kerja operculum dan mempercepat metabolisme tubuh. Pada tingkat suhu maksimum ikan sudah tidak mampu lagi menahan perubahan yang begitu cepat dengan berbagai keterbatasan untuk bertahan hidup dan akhirnya mati. Pada saat suhu diturunkan, proses metabolisme berjalan lambat dan memperlambat kerja organ pernafasan pada ikan karena membekunya berbagai organ vital, namun masih mampu bertahan lebih lama dibanding dengan dinaikkannya suhu lingkungan.

IX.Pertanyaan dan Jawaban
a.       Pertanyaan
1.    Bagaimana frekuensi gerak operkulum pada suhu air yang berbeda ? Mengapa hal ini bisa terjadi ?
2.    Apa sebenarnya tujuan menimbang ikan ?
3.    Dalam percobaan ini, manakah yang berfungsi sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya ?
4.    Manakah dalam percobaan ini yang berfungsi sebagai kontrolnya ?
5.    Jelaskan bagaimana adanya perubahan suhu dapat mempengaruhi proses fisiologi pada tubuh ikan ?
b.      Jawaban
1.      Pada suhu 10oC dan 45oC ikan tersebut sudah tidak bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungannya karena suhu sudah terlalu panas pada suhu 46 0C dan terlalu dingin pada suhu 10oC. Sedangkan pada suhu standar (25 0C) ikan tetap hidup karena suhu yang digunakan yaitu suhu kamar atau suhu optimal.
Hal ini bisa terjadi karena terjadi perubahan suhu air sehingga ikan tidak mudah menyesuaikan dengan suhu . Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan dan penurunan gerakan operkulum. Bahkan jika suhu air terlalu panas dan terlalu dingin maka akan menyebabkan ikan tsb mati.
2.      Tujuan menimbang ikan karena terdapat hubungan antara massa dan kecepatan respirasi.
3.      Yang berfungsi sebagai variabel bebas adalah air dan variabel terikatnya adalah ikan.
4.      Dalam percobaan ini yang berfungsi sebagai kontrol adalah suhu.
5.      Kandungan oksigen dalam air jauh lebih rendah dari pada diudara. Hal ini dapat mempersulit ikan nila memperoleh O2 ditambah lagi diberikan perlakuan dengan menaikan dan menurunkan dari suhu optimum (20-25oC) ikan nila yang membuat kadar O2 dalam air menjadi sangat berkurang. Pada saat menaikan suhu lingkungan, proses pernapasan yang dilakuakan oleh ikan Nila berlangsung sangat cepat dibuktikan dengan meningkatnya intensitas operculum membuka dan menutup. Sebalinya pada saat suhu menurunkan suhu lingkungan, proses pernapasan yang dilakukan oleh ikan Nila berlangsung sangat lambat.

X.Kesimpulan
  • Pada suhu 25-30 0C, ikan berenang secara biasa, gerakan operkulum normal.
  • Pada saat suhu dinaikkan, maka oksigen dalam tubuh ikan semakin sedikit, sehingga ikan membutuhkan banyak oksigen. Oleh karena itu gerkan operkulum akan lebih cepat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar